PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Translate

• Kolonel Sugiyono

Kol. Infantri Anum. Sugiyono (1926-1965)
Sugiyono Mangunwiyoto dilahirkan tanggal 12 Agustus 1926 di desa Gedaran, Gunung Kidul, Yogyakarta. Ia adalah anak kesebelas dari 14 bersaudara. Ayahnya, Kasan Sumitrorejo adalah petani sekaligus Kepala Desa Gedaran.
Gagal Jadi Guru
Sugiyono pernah mengikuti Sekolah Guru di Wonosari. Namun selesai sekolah, ia tidak menjadi guru. Situasi penjajahan Jepang malah memicu Sugiyono untuk terjun di dunia militer.
Setelah ikut serta dalam Peta (Pembela Tanah Air), Sugiyono diangkat sebagai Budanco (Komandan Peleton) di Wonosari.
Seperti para Pahlawan Revolusi lainnya, Sugiyono pun ikut bergabung ketika Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk dan diganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Karir Militer
Sejak bergabung dengan dunia militer, karir Sugiyono meningkat. Berikut perjalanan singkat kiprah kemiliterannya:
1. Komandan Seksi 1 Kompi 2 Batalyon 10 Resimen 3 di Yogyakarta. Pangkat Letnan Dua.
2. Ajudan Komandan Batalyon 30 Resimen 22
3. Ajudan Komandan Brigade 10 Divisi III, Letnan Kolonel Suharto
4. Perwira Operasi Brigade C di Yogyakarta
5. Komandan Kompi 4 Batalyon 411 Brigade C di Purworejo
6. Wakil Komandan Batalyon 441 di Semarang. Saat ini pangkatnya sudah Kapten.
7. Komandan Batalyon 441/Banteng Raiders III. Pangkatnya sudah Mayor.
8. Komandan Komandi Distrik Militer (Kodim) 0718 di Pati.
9. Komandan Kodim di Yogyakarta sekaligus Pejabat Sementara Kepala Staf Korem 072. Pangkatnya sudah Letnan Kolonel.
Masukknya PKI
Ketika pengaruh PKI makin meluas. Sugiyono dan Kolonel Katamso sama-sama tidak menyukainya. Bersama Katamso, Sugiyono berusaha melakukan pembinaan territorial. Ia mendekati masyarakat juga mahasiswa. Sugiyono pun menjadi sasaran empuk penculikan PKI.
Dinihari tanggal 1 Oktober 1965, Letnan Kolonel Sugiyono berangkat ke Pekalongan. Ia kembali ke Yogya tapi menyempatkan diri singgah di Semarang. Situasi dirasakan Sugiyono berubah. Ia tidak tahu kalau di Jakarta telah terjadi perebutan kekuasaan.
Sugiyino segera kembali ke Yogyakarta dan mengarah ke rumah Katamso. Sesampainya di sana, Sugiyono baru mengetahui kalau Katamso telah diculik. Ia pun berangkat ke Markas Komando Resort Militer (Korem). Ia tidak tahu kalau markas sudah dikuasai pemberontak.
Pembunuhan Sugiyono
Sugiyono pun digiring oleh gerombolan PKI dan dibawa ke Kentungan. Tempat yang sama PKI membawa Katamso.
Pukul 02.00 tanggal 2 Oktober 1965, Sugiyono dipukul hingga tewas. Mayatnya dimasukkan ke dalam lubang. Lokasi lubang ini baru ditemukan pemerintah tanggal 21 Oktober 1965. Di dalam lubang yang sama pula, mayat Katamso ditemukan.
Esoknya, tanggal 22 Oktober 1965, jenazah kedua perwira dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Yogyakarta.
Atas jasa dan perjuangan Letnan Kolonel Sugiyono dalam mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, ia dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi. Pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Kolonel.