PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Translate

• Bujang Lokal : Soekarno-Kennedy

 Soekarno-Kennedy


 Keakraban Bung Karno – Kennedy? Tak diragukan lagi, dunia pun mengetahuinya. Bagi yang gemar ber”andai-andai”, selalu saja akan melantunkan kalimat, “Andai saja Kennedy tidak mati terbunuh… hubungan Amerika Serikat – Indonesia tidak akan seburuk akhir dekade 60-an.” Bahkan ada yang mengandaikan, “andai saja Kennedy tidak mati tertembak, Soeharto tidak akan jadi presiden.” Dan masih banyak “andai-andai” yang lain.

Semua “andai” tak penting lagi sekarang. Kennedy sudah menjadi sejarah. Bung Karno juga sudah menjadi sejarah. Hubungan Amerika – Indonesia bahkan masih menorehkan jalannya sejarah. Begitu hakikat sejarah hingga Tuhan menamatkan riwayat kehidupan dunia.

Menukil kemesraan hubungan Bung Karno – Kennedy, selalu saja menarik. Bukan saja menyangkut dua sosok kepala negara, tetapi juga menyangkut sisi-sisi humanisme dua orang paling berpengaruh pada zamannya. Kennedy dengan super power Amerikanya, Bung Karno dengan New Emerging Forces-nya. Dua kekuatan maha dahsyat yang jika bersatu, tidak ada satu negara pun mampu menggoyangnya. Tidak ada satu blok negara-negara pun yang bisa menandinginya.

Adalah Guntur Soekarnoputra yang pada tahun 1961 berkesempatan makan siang di ruang makan White House. Ia dan adiknya, Megawati, diajak sang bapak, menghadiri jamuan makan siang di Gedung Putih. Menurut catatan Guntur dalam bukunya, semua makanan yang dihidangkan sama sekali tidak ada yang menggugah selera, kecuali satu… steak daging sapi yang begitu enyak…enyak… enyak.….

Singkatnya, Guntur sangat menikmati saat garpu menusuk daging, dan pisau diiris-iriskan di permukaan daging, lantas sekerat daging empuk menghampiri lidah… melayanglah cita rasa steak ala White House. Nah, entah tusukan yang keberapa, entah irisan yang keberapa… Guntur menjumpai bagian daging yang begitu alot. Itu artinya, Guntur harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menundukkan si daging alot tadi. Apa yang terjadi kemudian? Pada irisan dengan tekanan penuh, si daging pun melawan… mencelat dan… wuusshhh… daging itu terbang melayang… jatuh tepat di piring Presiden Kennedy!

Wajah keenakan Guntur berubah menjadi pucat… takut… dan Kennedy tahu situasi itu, kemudian mencairkan suasana dengan kalimat bersahabat dalam bahasa Indonesia terbata-bata… “Hati-hati… tidak apa-apa… rupanya juru masak kami kurang teliti dalam memasak steak sehingga agak alot untuk diiris….”

Bung Karno menimpali, “Well John… rupanya putraku tahu bahwa kau sekarang punya senjata ampuh paling mutakhir yaitu ICBM (inter continental balistic missiles) sehingga ia mengirimkan juga sebuah “missiles”-nya buat tandingannya.”

“Ha…ha…ha… that’s right….” Kennedy tertawa menyambut humor Bung Karno. Tapi pasti di benaknya ia berpikir keras, darimana Sukarno tahu Amerika sekarang punya ICBM? Sedangkan informasi itu masuk kategori top secret di Amerika Serikat. Bahkan rakyat Amerika sendiri tidak tahu.

Syahdan… jamuan makan siang pun selesai. Giliran acara berpamitan. Kennedy sebagai tuan rumah yang baik, mengiringkan langkah Bung Karno keluar White House menuju mobil kepresidenan yang hendak membawa Bung Karno dan rombongan kembali ke hotel. Sambil berjalan, keduanya pun bercakap-cakap… tetap dengan akrabnya…. “John, dari tadi saya tidak melihat Jackie… ke mana dia?”

Kennedy spontan menjawab, “Oh ya… tadi aku lupa menyampaikan permintaan maafnya. Ia berhalangan ikut makan siang bersama kita karena sedang ke luar kota untuk suatu acara. Dan itu berarti, bahwa di Washington malam ini ada dua orang ‘bujangan’ yang berbahagia!!! Kau dan saya!!! Betul atau tidak Mr President?”

“Ha…ha…ha… John…. Kau betul-betul sahabatku yang baik.”

oleh : http://rosodaras.wordpress.com