PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Translate

• Mayor Tjilik Riwut (Kalimantan)


Pahlawan Nasional Tjilik Riwut
02 Februari 1918-17 Agustus 1987

Sosok gagah perkasa dan berkarakter itu telah tiada, tapi nama besar dan pengabdiannya untuk Kalimantan Tengah, kini masih terpateri dan bergaung, seindah namanya; Tjilik Riwut.

Tjilik Riwut lahir di Katunen,Kasongan,Kalimantan Tengah pada tanggal 02 Februari 1918.
Ia dibesarkan oleh kedua oranga tuanya yang sangat mencintainya, yakni Bapak Riwut Dahiang dan Ibu Piai Sulang.
Saat berusia 18 tahun, Tjilik Riwut dikirim Zending ke Pulau Jawa untuk mengikuti Kursus Perawat di Banyu Asih, Purwakarta(1936). Di Jawa, selain sekolah perawat, Tjilik Riwut juga bekerja sebagai pengantar koran. Dari sanalah ia mulai bersentuhan dengan dunia jurnalistik dari Sanusi Pane dan M. Tabrani.
Pada usia 28 tahun, tepatnya pada tanggal 17 Desember 1946 ia mewakili 142 suku Dayak di pedalaman Kalimantan, bersama dengan 7 pemuda Dayak lainnya, melakukan sumpah setiapada pemerintahan RI di Gedung Agung Yogyakarta, di hadapan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Gubernur Borneo (Kalimantan) Ir. Pangeran Mohammad Noor, Serta sejumlah pejabat lainnya. Sejak tahun 1946-1949 , mayor Tjilik Riwut bertugas sebagai Komandan Pasukan MN 1001 Mobiele Brigade MBT TNI Kalimantan.
Sejak 1950-1956 menjadi Bupati Kotawaringin Sampit dan Bupati Kepala Daerah Swantra Tinggkat II Kotawaringin. Tahun 1964-1966, sebagai anggota MPRS dan sejak tahun 1956-1967, menjadi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah (perintis pembangunan di kota Palangkaraya).
Tahun 1973-1985 , Tjilik Riwut mengemban tugas sebagai Koordinator Masyarakat Dayak terasing untuk seluruh pedalaman di Kalimantan.
Pada tahun 1971-1987, Tjilik Riwut menjadi Anggota DPR-RI (3 periode/masa jabatan)
17 Agustus 1987 , dikala seluruh rakyat Indonesia mengenang detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, Tjilik Riwut dipanggil Tuhan pada pkl. 05.00 WITA, di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin. Untuk Putra Bangsa seperti Tjilik Riwut, hanya ada satu sebutan yang tepat. Dia seorang Adiwaskita, seorang yang serba cekatan,tanggap dan paham.

*Berbagai Penghargaan/Tanda Jasa yang diraih Tjulik Riwut tidak dapat disebutkan secara rinci dalam biografi singkat ini, tetapi dimuat secara lengkap dalam Buku yang ditulis oleh beliau sendiri, yang berjudul "Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan".


(Museum Balanga: Kalimantan Tengah)