PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Translate

• Iswahyudi dan Dr Ida Anak Agung Gede

Iswahyudi


Nama:
Marsma TNI Anumerta R. Iswahyudi
Gelar kepahlawanan
Pahlawan Nasional (SK Presiden Republik Indonesia No. 63/TK/Tahun 1975, tanggal 9 Agustus 1975)
Lahir:
Surabaya, 15 Juli 1918
Meninggal:
Perak, Malaysia, 14 Desember 1947
Makam:
Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta
Perjuangan:
-Bersama sekelompok pemuda, menyerbu kantor Jawatan Kereta Api yang dikuasai Jepang
-Menurunkan bendera Jepang dan menaikkan bendera Merah Putih.
-Mengamankan pesawat terbang serta peralatannya yang berhasil direbut dari Jepang di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya
-Sebagai instruktur Sekolah Penerbangan, sekaligus sebagai pembantu utama Adisucipto
Pendidikan:
-AMS, Malang
-Sekolah Dokter (NIAS), Surabaya
-Sekolah Penerbangan (Militaire Luchtvaart Opleiding School) di Kalijati, Jawa Barat
Pekerjaan/Jabatan:
-Instruktur Sekolah Penerbangan pesawat dengan pangkat Opsir Udara II
-Pembantu utama Adisucipto
-Komandaan Pangkalan Bugis, Malang
-Komandan Pangkalan Udara Gadut, Sumatera Barat
-Wakil AURI pada Komandemen Tentara Sumatera
Sumber:
-Buku Album Pahlawan Bangsa, PT. Mutiara Sumber Widya, tahun 2003.
-Buku Jejak-jejak Pahlawan, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta, tahun 2007.







Dr Ida Anak Agung Gde Agung




Dr। Ida Anak Agung Gde Agung (Gianyar, Bali, 24 Juli 1921 – 1999) adalah ahli sejarah dan tokoh politik Indonesia। Di Bali ia juga berposisi sebagai raja Gianyar, menggantikan ayahnya Anak Agung Ngurah Agung। Anaknya, Anak Agung Gde Agung, adalah Menteri Masalah-masalah Kemasyarakatan pada Kabinet Persatuan Nasional.


Sarjana hukum (Mr.) diraihnya di Jakarta dan gelar doktor diperolehnya di Universitas Utrecht, Belanda, di bidang sejarah. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri maupun Menteri Luar Negeri pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Selain itu ia pernah menjabat pula sebagai Dubes RI di Belgia (1951), Portugal, Perancis (1953), dan Austria.
Pada tanggal 9 November 2007, almarhum dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

• Iwa Koesuma Soemantri

Iwa Koesuma Soemantri
Menteri Pertahanan Republik Indonesia ke 8
masa jabatan 3 juli 1947-11 november 1947







Iwa Koesoemasoemantri (lahir 31 Mei 1899 – meninggal 27 November 1971 pada umur 72 tahun) atau Iwa Kusumasumantri (Ejaan Soewandi), adalah seorang politikus, ahli hukum, dan menteri pada zaman pemerintahan Soekarno di Indonesia.
Tahun 1922 Kusumasumantri menempuh pendidikan hukum di Belanda. Ia menjadi anggota dan bahkan sempat menjadi ketua organisasi Indonesische Vereniging yang nantinya berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia.
Tahun 1927 ia kembali ke Indonesia dan membuka kantor pengacara di Medan. Di sana, ia menerbitkan surat kabar Matahari Indonesia dan sering memuat tulisan mengkritik dan menentang Belanda. Karena tulisannya itu, Kusumasumantri dibuang ke Banda dan selanjutnya Makassar.
Tahun 1942, dengan takluknya Belanda di tangan Jepang, Kusumasumantri dibebaskan dan pergi ke Pulau Jawa. Semasa pendudukan Jepang, ia membuka kantor pengacara di Jakarta.
Tahun 1945 ia diangkat menjadi Menteri Sosial pada Kabinet Presidensial. Kusumasumantri sempat ditahan karena didakwa terlibat dalam Peristiwa 3 Juli 1946 bersama dengan antara lain Mohammad Yamin, Subardjo, dan Tan Malaka.
Tahun 1953 ia bergabung dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953-1955) sebagai Menteri Pertahanan. Tahun 1957 Kusumasumantri menjadi rektor Universitas Padjadjaran Bandung, lalu pada tahun 1961 menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Kusumasumantri mengakhiri kariernya di pemerintahan dengan menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Kerja IV (1963-1964). Masa pensiunnya dihabiskan dengan menjadi ketua Badan Penelitian Sejarah Indonesia dan aktif menerbitkan beberapa buku.